Seputar E-buletin
Hai sobat,
Masih dalam suasana ramadhan nih, bagaimana kabarnya?
Tetap sehat kan?
E-buletin hadir kembali nih, kali ini isinya agak berbeda dari
edisi sebelumnya lho, ada fenomena di
dunia medis, ada juga mengenai PMI. Simak ya, semoga bermanfaat.
Seputar Kesehatan
Pasien berdarah hijau
Pada
bulan Oktober 2005, dokter di Rumah Sakit St. Paul, Vancouver melakukan operasi
terhadap pasien lelaki usia 42 tahun. Betapa terkejutnya tim dokter itu, ketika
dilakukan operasi pada kakinya, pasien mengeluarkan darah berwarna hijau gelap
bukan normalnya darah yang berwarna merah.
Setelah
ditelusuri riwayatnya, si pasien ternyata sering mengonsumsi obat sumatriptan
dalam dosis besar atau 200 miligram setiap harinya. Obat ini diketahui untuk
mengobati migrain.
Perubahan
warna ini disebabkan oleh sulfhaemoglobin yang terbentuk ketika sebuah atom
belerang masuk ke dalam molekul hemoglobin yang bisa disebabkan oleh
obat-obatan yang dikonsumsi sejenis sulfonamida.
Ketika hidrogen sulfida (ion sulfida) dan ion besi bergabung dalam darah, maka darah tidak mampu membawa oksigen. Hal ini membuat jumlah sulfhemoglobin (SulfHb) dalam darah berlebih. Sementara darah merah terbentuk dengan bantuan oksigen.
Seputar PMI
Keterlibatan PMI dalam Perubahan
Iklim
PMI memiliki mandat untuk memberikan pelayanan
langsung tanggap darurat untuk bencana alam dan konflik kepada para korbannya.
Bertumpu pada mandat tersebut, pelayanan PMI difokuskan terhadap dampak
kemanusiaan yang timbul sebagai akibat dari bencana. Dengan kecenderungan
meningkatnya frekuensi bencana sebagai dampak dari perubahan iklim, PMI tidak
mempunyai pilihan lain selain melakukan upaya adaptasi perubahan iklim dengan
menyiapkan diri dan masyarakat dalam menghadapi dampak dari perubahan iklim
tersebut. Dalam rangka mengintegrasikan adaptasi perubahan iklim dalam
pelayanannya.
Strategi PMI dalam
mengurangi risiko dan dampak bencana melalui upaya adaptasi perubahan iklim
melalui langkah-langkah sebagai berikut: (1) melakukan advokasi, penyadaran dan
orientasi mengenai adaptasi perubahan iklim, (2) mengembangkan strategi,
pendekatan dan alat mengenai adaptasi perubahan iklim, (3) mengintegrasikan
adaptasi perubahan iklim dalam managemen bencana dan program berbasis
masyarakat. (3) mempromosikan adaptasi perubahan iklim melalui kesiapsiagaan
bencana dan perilaku kesehatan Mengintegrasikan Adaptasi Perubahan Iklim dalam
Program PERTAMA.
Melalui dukungan dari Federasi Palang Merah dan Bulan
Sabit Internasional (IFRC), Palang Merah Belanda (NLRC) dan Palang Merah Jerman
(GRC), PMI berupaya untuk mengintegrasikan komponen adaptasi perubahan iklim
dalam Program Pengurangan Risiko Terpadu Berbasis Masyarakat (PERTAMA) dengan
melaksanakan pilot program di 4 (empat) Kelurahan di Jakarta Barat dan Jakarta
Timur sejak tahun 2005. Mengkomunikasikan perubahan iklim kepada Pengurus,
Staf, Relawan PMI dan masyarakat merupakan tantangan. Serangkaian orientasi
telah dilaksanakan dan banyak media seperti brosur, film, spanduk, dll telah
dibuat untuk menyediakan informasi mengenai perubahan iklim.
Dalam prakteknya masyarakat mampu menyerap informasi
mengenai perubahan iklim sesuai dengan kontek lokal, yaitu dengan menghubungkan
fenomena cuaca dengan perubahan iklim Asesmen Perubahan Iklim di Masyarakat
Masyarakat adalah ahli terhadap ancaman, risiko, kerentanan dan kapasitas yang
dialaminya dalam konteks perubahan iklim. Melalui serangkaian perangkat asesmen
yang telah dikembangkan oleh PMI seperti VCA (Vulnerability and Capacity
Assessment), PHAST (Participatory Hygiene and Sanitation Transformation),
pemetaan, masyarakat difasilitasi untuk mengidentifikasi fenomena perubahan
iklim yang tidak lazim serta kecenderungannya selama beberapa tahun terakhir.
Rencana Kedepan Dengan dukungan dari Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit
Internasional (IFRC) dan Perhimpunan Nasional, PMI berkomitmen untuk
mengintegrasikan Adaptasi Perubahan Iklim dalam Rencana Strategi PMI.
Langkah selanjutnya bagi PMI adalah mengkaji kembali
kegiatan-kegiatannya seperti tanggap darurat bencana, kesiapsiagaan bencana,
air dan sanitasi, kesehatan, pembinaan PMR dan relawan, advokasi dan
sosialisasi dan lain-lain serta melakukan penyesuaian dalam konteks perubahan
iklim. (DM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar